Carl
Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil, suatu kota di kawasan
Lake Constance di Canton Thurgau, Swiss. Ayahnya adalah seorang pendeta pada
Gereja Reformasi Swiss. Jung belajar di Universitas Basel dalam ilmu
kedokteran. Setelah mendapat gelar dokter, ia menjadi assiten di Rumah Sakit
Jiwa di Burgholze, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich. Dia terus memperdalam
ilmu psikologi dan bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal yang
mengembangkan konsep skizofrenia. Pada tahunh 1909, dia melepaskan pekerjaannya
di Rumah Sakit Jiwa Burgholze, Zurich.
Pada
tahun-tahun terakhir sebagai mahasiswa kedokteran,ada dua pengalaman tidak
terlupakan bagi jung,yang membuatnya takjub akan parapsikologi (studi tentang
gejala-gejala kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah)
Pengalaman
pertama terjadi pada suatu hari ketika jung sedang belajar dirumahnya.Dia
mendengar suara yang keras, seperti bunyi pistol yang meletup dari ruang makan
yang terletak disebelah kamarnya. Suara itu ternyata berasal disebuah meja yang
terbuat dari kayu walnut utuh yang sudah berumur 70 tahun meja itu terbelah
dari pinggir sampai kebagian tengahnya.jung tidak bisa menemukan jawaban
mengapa peristiwa itu terjadi.
Pengalaman
kedua terjadi dua minggu kemudian,ketika ia kembali ke rumahnya pada suatu
malam,jung menemukan perabotan rumahnya porak poranda. Ibunya, adik
perempuannya, dan juga pembantunya mendengan suara yang keras dari ruang makan
namun mereka tidak menemukan sesuatu yang pecah atau jatuh. Jung kemudian
memeriksa ruang makan, dan akhirnya dia menemukan sesuatu di dalam almari
makan, didapatinya pisau roti telah terpotong menjadi 4 bagian yang terpisah. Peristiwa
itu begitu mengesankan bagi jung,hingga kemudian dia menyimpan potongan pisau
roti tersebut sebagai barang bukti.
Perhatian
jung terhadap para psikologi semakin besar beberapa minggu setelah kejadian
pisau roti tersebut,ketika ia mendapati seorang gadis 15 tahun yang mengalami
trance dan memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi secara ajaib.
Trance, menurut definisi jung adalah sesuatu yang spontan, namun dalam keadaan
yang demikian gadis itu bisa berkomunikasi dalam bahasa dan dialek jerman
secara fasih (bukan seperti lazimnya dialek gadis desa di Swiss). Jung mencatat
kejadian ini dan kemudian menjadikannya fenomena gadis kecil itu sebagai salah
satu bagian penting dari disertasi doktornya. Tulisan tentang kejadian ini
dipublikasikan dengan judul “zul psychologie und pathoogie sogennanter occulter
pannomene “ tentang psikologi dan patologi fenomena yang disebut dengan
okultis).
Pada
tahun 1902-1903, bersama Pierre Janet (orang pertama yang mencetuskan ide
tentang psikiatri dinamis sebagai pengganti psikiatri konvensional atau sebagai
psikiatri abad XIX )jung belajar diparis, Janet memiliki pengaruh yang sangat
dalam bagi Jung, bahkan beberapa tahun kemudian jung mengatakan bahwa dalam
hidupnya dia hanya memiliki dua guru “Bleuler dan Janet “.
Di
RS Bulgholzli- sebelum dan sesudah jung belajar di Paris, Bleuler menaruh perhatian
besar terhadap karir Jung. Bleuler membantu Jung dalam penyediaan laboratorium
di RS untuk keperluan penelitian para psikolog. Pada tahun 1904, sekembalinya
dari Paris, Jung bersama dengan beberapa rekan dokter melakukan eksperimen yang
dikenal dengan tes asosiasi kata (Word Accosiation Test “WAT”). Dukungan Bleuler
lagi lagi ditunjukkan dengan usaha Jung ini, karena kebanyakan psikiatris di
Swiss pada waktu itu selalu mengkaitkan penyakit mental atau kejiwaan adalah
disebabkan karena faktor organik ,fisik. Eksperimen Jung dalam WAT inilah yang
kemudian mengantarkannya berkenalan dengan Freud.
Carl
Gustav Jung sangat terkesan ole ide-ide Freud yang dibacanya dari buku yang
berjudul Interpretation of dream. Pada tahun 1909 mereka mengadakan perjalanan
bersama ke Universitas Clark di Worchester, Massachusetts. Mereka diundang
untuk menympaikan serangkaian ceramah pada perayaan 20 tahun berdirirnya
universitas tersebut. Pada tahun 1910 dengan dukungan dari Freud, Jung menjadi
ketua Asosiasi Psikoanalitik Internasional.
Hubungan
Carl Gustav Jung dengan Freud tiga tahun kemudian mulai dingin. Pada tahun 1913
mereka mengakhiri hubungan kerja sama dalam pekerjaan. Dalam tahun yang sama,
Jung juga melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich.
Keeretakan hubungan mereka di picu oleh perbedaan yang sangat prinsip dalam hal
kepribadian dan pandangan intelektualnya. Jung menolak panseksualisme dan
metode psikoterapinya sendiri yang menjadi terkenal sebagai psikologi analitik.
Jung
menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903.mereka dikaruniai tiga orang
putri dan satu orang putra. Jung dan Emma kemudia membangun keluarga mereka di
Kusnacth kota satelit dari zurich. Mereka menetap di wilayah sana sampai akhir
hayat mereka.
Ditahun
1948 jung mendirikan sebuah institut di Zurich untuk meneruskan
penelitian-penelitian dan juga sebagai wadah untuk melatih mereka yang berminat
untuk menjadi (psiko-analisis).di samping banyak menuangkan gagasan-gagasannya
ke dalam tulisan,jung juga banyak melakukan perjalanan baik untuk tujuan
mengajar namun lebih sering untuk mengumpulkan data atau informasi terutama
tentang mimpi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan teorinya.jujng
mengunjungi India,Afrika,Inggris dan juga Amerika.jika tidak melakukan
perjalanan,jung senantiasa melakukan kegiatan seminar mingguan baik di
zurich,jerman dan juga inggris.dalam mendidik jung juga menerapkan pendekatan
informal namun ia memegang teguh kebiasaan bahwa para anak didiknya yang
berminat untuk menjadi psiko analsis harus melalui proses individual yang harus
dilakukannya sendiri.
Jung
terkenal sebagai pribadi yang mendidik dan terbuka terhadap gagasan-gagasan
baru.menginjak usia nya yang ke 70(tahun 1945) jung mulai mengurangi
kegiatannya sebagai psikoanalisis atau praktek,dan lebih mengkhususkan diri
untuk menulis dan mengajar.jung meninggal dirumahnya Kusnach ,Swiss pada
tanggal 6 Juni 1961 hanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya ke 86.
TEORI-TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG
A.
Teori
Psikoanalistis
Jung
melihat libido tidak berfikiran seperti freud.ia melihat libido sebagai energi
yang mendasaribermacam-macam proses mental seperti
berpikir,merasa,berhasrat,mengindra dan sebagainya.aktivitas psikis tidak
ditentukan oleh prinsip kesenangan (pleasure principle),melainkan muncul secara
otonom melalui libido dan ditentukan terutama oleh prinsip pelepasan energi.
Keseluruhan
kepribadian menurut jung terususun dari tiga sistem yang saling
berhubungan,yaitu kesadaran,ketidak sadaran pribadi dan ketidak sadaran
kolektif.pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan ,pikiran
,dan perasaan.ego inilah yang memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.ketidak sadaran oribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman
pribadi,harapan-harapan dan dorongan-dorongan yang pernah disadari tetapi tidak
dihendaki oleh ego sehingga dipaksa didorong masuk ke ketidaksadaran.
Ketidak
sadaran kolektif adalah sistem yang paling berpengaruh terhadap kepribadian dan
bekerja sepenuhnya diluar kesadaran orang yang bersangkutan.ego sebagai pusat
dari kesadaran dan merupakan tempat kontak dari dunia luar dengan
dorongan-dorongan yang datang dari ketidak sadaran pribadi maupun ketidak
sadaran kolektif.ego,sampai pada batas-batas tertentu akan dapat mempengaruhi
atau mengubah dunia luar,dan sampai pada batas tertentu pula bisa mengontrol
ketidak sadaran pribadi.tetapi ego tidak memiliki kekuatan apapun untuk
mempengaruhi kesadaran kolektif ,justru sebaliknya,kesadaran kolektiflah yang
mempengaruhi ego.kalau ego tidak berhasil menjaga keseimbangan antara tuntutan
dari luar ,dorongan ketidak sadaran kolektif,maka ego akan menderita dari orang
yang bersangkutan akan menderita neurose.
Jung mengatakan bahawa
pada dasarnya manusia didunia ini digolongkan kedalam beberapa jenis saja
tergantung pada jenis atau tipe kepribadiannya .berdasarkan fungsinya
(kepribadian yang rasional,intuitif,emosional,dan sensitive)sedang pembagian
manusia berdasarkan reaksinya terhadap lingkungan disebutkan oleh jung terdiri
atas kepribadian yang ekstrover,introvert,dan ambivert
Dalam
memandang manusia, Jung menggabungkan pandangan teleology dan kasualitas. Dia
memandang bahwa tingkah laku manusia itu ditentukan tidak hanya oleh sejarah
individu rasi (kausalitas), tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu
(teleologi). Menurut Jung, masa lampau individu sebagai akualitas maupun masa
depan individu sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku individu
(orang).
Pandangan
Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif dalam
arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah garis perkembangan
sang pribadi di masa depan dan restrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan
masa lampau sang pribadi. Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab. Jung
menekankan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Pandangan inilah
yang membedakan Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya pada
pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal
menjelang. Bagi Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering
kali kreatif, pencarian ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk lahir
kembali.
Jung
menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap tentang asal ras dan evolusi
kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambing, upacara kuno, adat istiadat,
kepercayaan manusia primitive, mimpi, penglihatan, simtom orang neurotic,
halusinasi dan delusi para penderita psikosis dalam mencari akar dan
perkembangan kepribadian manusia.[1]
Pada
tahun 1944 Jurusan Psikologi Kedokteran pada Universitas Basel dibuka khusus
untuk menghormati Jung. Beliau menjadi ketua di jurusan tersebut, namun karena
kesehatannya terus memburuk beliau berhenti dari jabatan tersebut. Pada tanggal
6 Juni 1961 Jung meninggal di Zurich dalam usia 85 tahun. Pada tahun kematian
Jung diterbitkanla otobiografi: Memories, dream, reflection (1961)
B. Struktur Kepribadian
Kepribadian
atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran,perasaan dan tingkah
laku,kesadaran,dan ketidak sadaran.kepribadian membimbing orang untuk untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan lingkungan fisik.sejak awal
kehidupan,kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan.ketika
mengembangkan kepribadian,orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen kepribadian.
Kepribadian
di susun 0leh sejumlah sistem yang beroprasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego
beroperasi pada tingkat sadar,kompleks beroperasi pada tingkat sadar
pribadi,dan arsetip beroperasi pada tingkat taksadar kolektif.di samping
sistem-sistem yang terkait dengan daerah operasinya masing-masing, terdapat
sikap (introvers-ektravers) dan fungsi (fikiran-perasaan-persepsi-intuisi) yang
beroperasi pada semua tingkat kesadaran.jjuga ada self yang menjadi pusat dari
seluruh kepribadian.
Kesadaran
(consciousness) dan Ego
Kesadaran
(consciousness) muncul pada awal kehidupan,bahkan mungkin sebelum di lahirkan.secara
berangsur kesadaran bayi yang umum-kasar,menjadi semakin spesifik ketika bayi
itu mulai mengenal manusia dan obyek sekitarnya.menurut jung,hasil pertama dari
proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego.sebagai organisasi kesadaran,ego
berperan penting dalam menentukan persepsifikiran,perasaan dan ingatan yang
bisa masuk kesadaran.tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau karena
terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan
menyaring pengalaman,ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian dan
memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.
Ego
adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran, perasaan sadar
manusia. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang. Dari segi
pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada dimansi kesadaran.
Dimensi
kesadaran manusia memunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap
jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dlam orientasi manusia dalam
dunianya. Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaaan yang secara teori
tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat fungsi
jiwa yang pokok yaitu pikiran, perasaan, pendirian, dan intuisi. Pikiran dan
perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Dalam fungsinya, pikirandan perasaan
bekerja dengan dengan penilain. Pikiran menilai atas dasar benar dan salah.
Adapun perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kedua
fungsi jiwa yang irrasional yaitu pendirian dan intuisi tidak memberikan
penilaian, melainkan hanya semata-mata pengamatan. Pendriaaan mendapatkan
pengamatan dengan sadar melalui indra. Adapun intuisi mendapat pengamatan
secara tidak sadar melalui naluri.
Taksadar
Pribadi (personal unconscious) dan kompleks (complexes)
Ketidak sadaran pribadi
adalah daerah yang berdekatan dengan ego.ketidak sadaran pribadi terdiri dari
pengalaman-pemgalaman yang pernah sadar tetapi kemudian di
represikan,disupresikan,di lupakan atau di abaikan serta pengalaman-pengalaman
yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi
Pengalaman
yang tidak di setujui ego untuk muncul ke sadar tidak hilang,tetapi di simpan
di simpan dalam personal unconscious,sehimgga taksadar pribadi berisi
pengalaman yang di tekan,di lupakan,dan yang gagal menimbulkan kesan
sadar.bagian terbesar dari isi tak sadar pribadi mudah di munculkan
kekesadaran,yakni ingatan siap yang sewaktu-waktu dapat di munculkan ke
kesadaran.
Kompleks adalah
kelompok yang terorganisasi atau konstelasi perasaan-perasaan,pikiran-pikiran,persepsi-persepsi,dan
ingatan-ingatan yang terdapat dalam ketidak sadaran pribadi.komplek memiliki
yang bertidak seperti magnet menarik atau mengkonstelasikan berbagai pengalaman
ke arahnya.
Tak
sadar kolektif (collective unconscious)
Konsep ketidak sadaran
kolektif atau tramspersonal merupakan salah satu di antara segi-segi teori kepribadian jung
yang paling original dan kontroversial.ia merupakan sistem psikhe yang paling
kuat dan paling berpengaruh,dan pada kasus-kasus patologi ia mengungguli ego
serta ketidaksadaran pribadi
Ketidaksadaran
kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa
lampau leluhur seseorang,masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras
manusia sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau
nenek moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik
perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari
pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Semua manusia
kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan
sifat universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada
semua ras manusia dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
Ketidaksadaran
kolektif mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya,
yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu.
Ini merupakan endapan cara-cara reaksi kemanusiaan yang khas semenjak zaman
dahulu di dalam manusia menghadapi situasi-situasi ketakutan, bahaya,
perjuangan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Daerah yang paling atas
langsung di bawah ketidaksadaran pribadi berisikan emosi-emosi dan efek-efek
serta dorongan-dorongan primitf; apabila isi-isi ini manifest orang masih dapat
mengomtrolnya. Daerah di bawahnya lagi berisikan “invasi”. Yaitu erupsi dari
bagian terdalam daripada ketidaksadaran serta hal-hal yang sama sekali tak
dapat dibuat sadar, manifestasi dari hal-hal ini dialami oleh individu sebagai
sesuatu yang asing. Jung sendiri merumuskan ketidaksadaran kolektif itu sebagai
suatu warisan kejiwaan yang besar daripada perkembangan kemanusiaan, yang
terlahir kembali dalam struktur tiap-tiap individu, dan membandingkannya dengan
apa yang disebut oleh Levy Bruhl tanggapan mistik kolektif (representations
collectives) orang-orang primitive.
Ketidaksadarn
adalah tidak disadari, lalu bagaimana orang (kesadaran) dapat mengenalnya atau
mengetahuinya. Pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu di peroleh secara tidak
langsung, yaitu melalui manifestasi daripada isi-isi ketidaksadaran itu.
Manifestasi katidaksadarn itu dapat berbentuk symptom dan kompleks, mimpi,
archetypus.
· Arkhetipe-Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu
bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan
sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.
· Persona
Persona adalah topeng
yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan
dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal
sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada
orang-orang lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat
sang pribadi yang sebenarnya.
· Anima dan animus
Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk biseksual. Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan
hormon seks laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat
psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung
mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita
dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima,
arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus (Jung,1945,1945b).
· Bayang-bayang
Bayang-bayang
mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe
,bayang-bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila
bayang-bayang diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.
· Diri (Self).
Arkhetipe yang
mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri
adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain
terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian
dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
Sikap
Jung membedakan dua
sikap atau orientasi utama kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap
introversi. Sikap ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia
objetif; sikap introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia subjektif
(1921). Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya
salah satu diantaranya dominan dan sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstavert
dalam relasinya dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat
introvert.
Ø Fungsi
Ada empat fungsi
psikologis fundamental:
a. Pikiran.Berpikir
melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami
hakikat manusia dan dirinya sendiri.
b. Perasaan. Perasaan
adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-benda,entah bersifat positif
maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia
pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah,
ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.
c. Pendriaan. Pendirian
adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta
konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia.
d. Intuisi. Intuisi
adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang
kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan
ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.
Pikiran dan perasaan
disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal,penilaian,abstraksi dan
generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam
semesta. Pendirian dan intuisi dipandang sebagai fungsi irrasional karena
mereka didasarkan pada persepsi tentang hal-hal yang konkret, khusus dan
aksidental.
Biasanya salah satu
diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,dan
memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran.Ini disebut fungsi
superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai
pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior terhambat
maka secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior. Fungsi yang
paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.Fungsi
itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri
dalam mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi
pelengkap.
C. Tipologi Jung
Dengan mendasarkan pada
dua komponen pokok daripada kesadaran itu, sampailah Jung pada empat kali dua
atau delapan tipe, empat tipe ekstravers dan empat lagi introvers. Dalam
membuat penyandraan mengenai tipe-tipe tersebut selalu di kupasnya juga
kehidupan alam tak sadar, yang baginya merupakan realita yang sama pentingnya
dengan kehidupan alam sadar. Kehidupan alam tak sadar itu berlawanan dengan
kehidupan alam sadar, jadi orang yang kesadarannya ber-tipe pemikir, maka
ketidaksadarannya adalah perasa, orang yang kesadarannya ekstravers
ketidaksadarannya bersifat introvers, begitu selanjutnya.
Dengan pembicara ini,
teranglah kiranya tipologi Jung itu, yang dapat diikhtisarkan sebagai label
berikut :
·
Sikap Jiwa
·
Fungsi Jiwa
·
Tipe Kepribadian
·
Ketidaksadarannya
·
Ekstravers
·
Pikiran
·
Perasa
·
Pendriaan
·
Intuisi
·
Pikiran-ekstravers
·
Perasa-ekstravers
·
Pendriaan-kstravers
·
Intuisi-ekstravers
·
Perasa introvers
·
Pemikir introvers
·
Intuitif introvers
·
Pendria introvers
·
Introvers
·
Pikiran
·
Perasa
·
Pendriaan
·
Intuisi
·
Pikiran-introvers
·
Perasa-introvers
·
Pendriaan-introvers
·
Intuisi-introvers
·
Perasa ekstravers
·
Pemikir ekstravers
·
Intuitif ekstravers
·
Pendria ekstravers
Tentu saja perlu
diingat bahwa tipe-tipe yang murni seperti digambarkan diatas itu jarang sekali
terdapat dalam kenyataan. Variasi tipe-tipe tersebut dalam kenyataannya lebih
banyak daripada yang digambarkan itu; disamping tipe-tipe pokok tersebut dapat kita
ketemukan tipe-tipe campuran.
D. Interaksi di Antara Sistem-Sistem
Kepribadian
Berbagai
sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh kepribadian saling
berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda.
Salah
satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem lain,
Kompensasi bisa
dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan ektraversi dan introversi yang
berlawanan. Apabila ektraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau
superior maka ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan
sikap intoversi yang direpresikan. Kompensasi juga terjadi antarfungsi.
Seseorang yang menekankan pikiran dan persaan dalam kesadarannya akan menjadi
intuitif, dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima
pada seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan hubungan
kompensatorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima
adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin sedangkan animus
maskulin.Pada umumnya, semua isi kesadaran dikompensasikan oleh isi-isi
ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau
keseimbangan antara unsur-unsur yang saling bertentangan sehingga mencegah
psikhe menjadi tidak seimbang secara neurotis.
Salah satu sistem bisa
menentang sistem lain,
Pertentangan terdapat
dimana-mana dalam kepribadian; antara ego dan bayang-bayang,antara ego dan
ketidaksadaran pribadi,antara persona dan anima atau animus, antara persona dan
ketidaksadaran pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif
dan persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan
dengan perasaan,dan pendirian bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti
bola bulu tangkis yang dipukul bolak-balik antara tuntutan-tuntutan luar dari
masyarakat dan tuntutan-tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai
akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian
diserang oleh arkhetipe-arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif.
Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk
sintesis.
Kesatuan dari yang
berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung disebut fungsi transenden.
Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis antara sistem-sistem yang
bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat
dari kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).
E. Dinamika Kepribadian
1. Energi Psikis
Energi
yang menjalankan fungsi kepribadian disebut energi psikis(Jung,1948b). Energi
psikis merupakan menifestasi energi kehidupan, yakni energi organisme sebagai
sistem biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain,yakni dari
proses-proses metabolik tubuh. Energi psikis terungkap sacara konkret dalam
bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan,
perhatian, dan perjuangan adalah contoh-contoh daya aktual dalam kepribadian;
disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh-contoh
daya potensial.
Nilai-Nilai Psikis.
Jumlah energi psikis
yang tertanam dalam salah satu unsur kepribadian disebut nilai dari unsur itu.
Ide atau perasaan tersebut memainkan peranan pentingdalam mencetuskan dan
mengarahkan tingkah laku.
Daya Konstelasi Suatu Kompleks.
Nilai-nilai tak sadar
harus ditentukan dengan menilai “daya konstelasi unsur inti suatu kompleks“
yang terdiri dari jumlah kelompok-kelompok item yang dihubungkan oleh unsur
inti kompleks. Jung membicarakan tiga metode yang dapat dipakai untuk menaksir
daya konstelasi unsur inti :
1) Observasi langsung
plus deduksi-deduksi analitik. Melalui observasi dan inferensi kita dapat
mengestimasikan jumlah asosiasi yang terikat pada suatu unsur inti.
2) Indikator-indikator
kompleks. Indikator kompleks adalah suatu gangguan tingkah laku yang
menunjukkan adanya kompleks.
3) Intensitas ungkapan
emosi. Intensitas reaksi emosi seseorang terhadap suatu situasi merupakan
ukuran lain tentang kekuatan suatu kompleks.
2.
Prinsip Ekuivalensi
Prinsip ekuivalensi
menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan untuk menghasilkan suatu kondisi
tertentu, maka jumlah yang dikeluarkan itu akan muncul di satu tempat lain dlam
sistem. Prinsip ini menyatakan bahwa jika suatu nilai tetentu melemah atau
menghilang, maka jumlah energi yang diwakili oleh nilai itu tidak akan hilang
dari psikhe tetapi akan muncul kembali dalam suatu nilai baru. Surutnya suatu
nilai sudah pasti berarti munculnya suatu nilai lain. Misalnya ego, maka energi
itu akan muncul pada suatu sistem lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak
nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan
tumbuh kuat dengan mengorbankan struktur-struktur lain dalam kepribadian.
Prinsip Entropi
Prinsip entropi
menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau
keseimbangan. Jung menyatakan bahwa realisasi diri adalah tujuan dari
perkembangan psikis maksudnya antara lain adalah bahwa dinamika kepribadian
bergerak ke arah suatu keseimbangan daya-daya yang sempurna.
Penggunaan Energy
Seluruh energi psikis
yang tersedia untuk kepribadian digunakan untuk dua tujuan umum. Sebagian
diantaranya dipakai untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara
kehidupan dan untuk pembiakan spesies.
F.
Perkembangan Kepribadian
1. Kausalitas versus
Teleologi
Ide tentang tujuan yang
membimbing dan mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya merupakan penjelasan
teleologis dan penjelasan finalistis. Pandang kausalitas menyatakan bahwa
peristiwa-peristiwa sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan
atau sebab sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau
(kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masa depan (teleologi).
2. Sinkronisitas
Gejala-gejala
sinkronistik bisa dijelaskan berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe
dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis dan fisik sekaligus.
Akibatnya, arkhetipe dapat membawa ke dalam kesadaran suatu gambaran jiwa
tentang peristiwa fisik meskipun tidak ada persespi langsung terhadap peristiwa
fisik tersebut. Arkhetipe tidak menyebabkan dua peristiwa, tetapi ia memiliki
suatu kualitas yang memungkinkan sinkronisitas itu terjadi. Prinsip
sinkronisitas kiranya akan memperbaiki pandangan bahwa pikiran menyebabkan
materialisasi atau terjadinya hal-hal yang dipikirkan.
3. Hereditas
Hereditas berkenaan
dengan insting-insting biologis yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan
reproduksi. Insting merupakan dorongan batiniah untuk bertindak dengan cara
tertentu, bila timbul suatu keadaan jaringan tertentu. Pandangan Jung tentang
insting-insting tidak berbeda dengan pandangan yang dikemukakaan oleh biologi
modern ( Jung. 1929, 1948c ). Disamping warisan insting-insting biologis
terdapat juga “pengalaman pengalaman“ leluhur. Pengalaman-pengalaman ini,
diwariskan dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
4. Tahap-tahap
perkembangan
Dalam tahun-tahun yang
paling awal, libido di salurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan supaya
tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan
mencapai puncaknya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal
tahun-tahun dewasa, insting-insting kehidupan dasar dan proses-proses vital
meningkat.
Ketika individu
mencapai usia 30-an atau awal 40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Orang
yang berusia setengah baya menjadi lebih introvet dan kurang implusif.
Kebijaksanaan dan kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Orang
menjadi lebih spiritual. Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat
menentukan dalam kehidupan seseorang. Ia merupakan saat yang paling berbahaya,
karena kalau terjadi ketidakberesan selama perpindahan energi ini, kepribadian
bisa menjadi lumpuh selamanya.
5. Progresi dan Regresi
Perkembangan dapat
mengikuti gerak maju, progesif, atau gerak mundur, regresif. Progresi oleh Jung
dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri sendiri secara memuaskan baik
terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan
ketidaksadaran. Dalam progesi yang normal, daya-daya yang berlawanan
dipersatukan dalam suatu arus proses psikis yang terkoordinasi dan harmonis.
6. Proses individuasi
Perkembangan adalah
mekarnya kebulatan asli yang tidak berdiferensiasi yang dimiliki manusia pada
saat dilahirkan. Tujuan terakhir pemekaran ini adalah realisasi diri. Untuk
memiliki kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan
mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan, dan pengungkapan yang paling
penuh. Proses untuk mencapai ini disebut proses individuasi ( Jung, 1939, 1950
).
7. Fungsi transenden
Apabila keanekaragaman
telah dicapai lewat proses indiiduasi, maka sistem-sistem yang berdiferensiasi
itu kemudian diintegrasikan oleh fungsi transenden ( Jung, 1916b ).
8. Sublimasi dan
represi
Sublimasi bersifat
progesif, represi bersifat regresif. Sublimasi menyebabkab psikhe bergerak
maju, sedangakan represi menyebabkan psikhe bergerak mundur. Sublimasi
menghasilkan rasionalitas, sedangkan represi menghasilkan irasionalitas.
Sublimasi bersifat integratif sedangkan represi bersifat disintegratif.
9. Perlambangan
Lambang dalam psikologi
Jungian mempunyai dua fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk memuaskan
impuls instingtif yang terhambat, di lain pihak lambang merupakan perwujudan
bahan arkhetipe. Lambang-lambang adalah bentuk representasi psikhe.
Lambang-lambang tidak hanya mengungkapkan khazanah kebijaksanan umat manusia
yang diperoleh secara rasial dan individual, tetapi lambang-lambang itu juga
menggambarkan tingkat-tingkat perkembangan yang jauh mendahului perkembangan
manusia sekarang.
G.
Kritik Terhadap Pendekatan Jung
Jung telah diserang
oleh para psikoanalisis beraliran Freudian, mulai dengan Freud sendiri. Ernest
Jones (1959) berpendapat bahwa sesudah Jung melakukan “penelitian-penelitian
besarnya tentang asosiasi dan dementina praecox, maka ia jatuh ke dalam
filsafat semu, dari mana ia tidak pernah keluar lagi” (hlm. 165) Glover (1950,
psikoanalisis dari Inggris, melontarkan serangan yang mungkin paling menyeluruh
terhadap psikologi analitik. Ia menertawakan konsep arkhetipe-arkhetipe sebagai
bersifat metafisik dan tidak dapat dibuktikan. Ia yakinbahwa arkhetipe-arkhetipe
dapat di terangkan semata-mata berdasarkan pengalaman, dan bahwa
mempostulasikan pewarisan ras adalah absurd. Glover berkata bahwa Jung tidak
memiliki konsep-konsep perkembangan yang menerangkan pertumbuhan jiwa. Akan
tetapi, kritik terpenting dari Glover dan merupakan salah satu kritik yang di
tegaskannya berkali-kali ialah bahwa psikologi Jung mundur kembali kepada
psikologi kesadaran yang ketinggalan zaman. Ia menuduh Jung mematahkan konsep
Freud tentang ketidaksadaran dan menggantikannya dengan menciptakan ego sadar.
Glover tidak berpura-pura netral ataau tidak memihak dalam evaluasinya terhadap
pskologi Jung. (untuk perbandingan lain antara pandangan Freud dan Jung, lihat
Gray, 1949; juga Dry 1961). Selesnick (1963) menyatakan bahwa Jung selama bersatu
dengan Freud, telah mempengaruhi pemikiran Freud dalam beberapa hal yang
penting.
Teori Jung banyak
menyentuh dunia religious, baik memakai pandangan agama untuk memahami
kehidupan jiwa manusia, atau sebaliknya memakai pendekatan fenomenologik daripsikologi
untuk memahami agama. Teori Jung masih bersifat konsep-konsep yang membutuhkan
banyak hipotesa dan uji eksperiman. Fikiran-fikiran dan konsep-konsep Jung yang
orisinil dan berani dalam mengungkap isi-isi jiwa manusia, setara dengan karya
Freud.
Jung di kritik dalam
pemakaian metoda riset komparatif, pengabaian kontrol dalam eksperimen, dan
konsepnya mengenai taksadar kolektif, bersifat spekulatif. Teorinya
dikembangkan dari pengalaman-pengelaman pribadi, seperti halusinasi, depresi –
keinginan bunuh diri, dan agresi, sukar di buktikan secara ilmiah.
Ketertarikan/keterlibatannya dengan okultisme, agama dan mintologi, membuat
semakin jauh dari analisis ilmiah.